“Ketika nasi sudah menjadi bubur, lalu mau bagaimana?”. Kata2 itu selalu digunakan setiap orang ketika mereka menyesali sesuatu yang uda terjadi. Termasuk gue. Gue cuma sedang berpikir, ”Sekarang ini, apapun yang gue lakukan kayaknya selalu jadi buruk. Apapun yang gue lakuin sekarang selalu berujung pada suatu kejadian yang gak mungkin gue harapkan. Semuanya terjadi karena kesalahan gue. Mau gue perbaiki, uda gak mungkin juga, karena semuanya uda terjadi”.
Ya, mau gimana? Gue juga manusia yang gak luput dari dosa yang gak mungkin gue hindari. Dosa mana yang gak enak? Bagi setiap pelaku dosa, dosa itu adalah nikmat. Gak percaya?
- Dari yang kecil dulu deh, mencontek. Enak kan? Karena kalo kita uda dapet jawabannya, kita dapet nilai yang bagus, apalagi kalo ampe lebih bagus daripada orang yang kita contek.
- Berbohong. Enak lho, kita bisa jadi artis yang gak perlu belajar lagi, aman dari segala kemurkaan yang diciptakan oleh setiap orang yang kita bohongi.
- Mencuri. Kita dapet barang gratis, sapa yang gak mau?
- Memfitnah. Dapet perhatian dari orang lain itu nikmat kan?
- Sampai dalam skala yang besar, membunuh. Dapet kepuasan tersendiri untuk menyingkirka orang2 yang kita gak suka, bahkan melebihi Yang Maha Kuasa. Kapan lagi??
dll.
Semuanya itu, bukan berarti gue lakuin semua. Uda gila apa?? Jangan gila dooonk...!!!
Hahaha...
Maksud gue adalah, ya gue tetep melakukan sebagian dari beberapa dosa yang ada di dunia ini. Gue akui gue bukan manusia sempurna, Gak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Bahkan untuk yang bernilai 99,99%-pun. Itu menurut gue...
100% adalah Tuhan.
99,99% adalah malaikat.
99% adalah nabi.
Lalu, manusia yang ”terbaik” dimana? Ya gak tau juga deh, yang pasti bukan itu aja. Iya donk, kalo manusia bisa 99%, surga penuh donk??
Hahaha...
Back on topic... gue cuma merasa akhir2 ini gue jadi lebih agak berbeda dari biasanya. Gue menjadi lebih sadar kalo ternyata gue gak bisa ”semuda” gue dulu (ciee... uda tua neh ceritanya... hampir seperempat abad, bo...!!! Hahaha...). Sekarang gue selalu penuh dengan ketakutan2 yang mulai menghinggapi gue. Ntah lah kenapa itu semua nyantol semua di kepala gue. Gue cuma gak bisa menahan itu semua. Semuanya keluar gitu aja. Gak ada yang bisa gue permainkan lagi sekarang. Semuanya serba menjadi KEPEDULIAN. Kepedulian yang berujung pada ketidaksiapan yang akan gue jalankan. Apa semuanya hanya perasaan gue aja? Gue harapkan seh emank iya. Gue uda terlalu banyak berimajinasi dan berangan2 yang terlalu muluk
Gue terlalu jauh untuk menilai diri gue sendiri. Ketika gue pikir gue cukup kuat menghadapi semuanya, ternyata… gue bukan cuma salah, tapi gue uda mulai merasakan akibatnya. Banyak yang membuat gue lebih berpikir panjang.
- Apa yang harus gue lakukan sekarang?
- Apa yang menjadi tujuan gue sekarang?
- Apa yang menjadi tiang fondasi buat gue?
- Apa yang akan gue rasakan ke depan?
Semuanya mulai ”menari2” di atas kepala gue. Memohon untuk secepatnya dilakukan penelitian dan dicari jawabannya. Kayak ujian aja, segera diselesaikan dan dikumpul selelsai maupun gak selelsai. Hahaha...
Seperti yang gue lakukan kemaren (Senin, 31 Maret 2008). Gue ketemu ama temen gue yang selalu ready buat gue. Temen yang selalu bisa gue andalkan ketika gue butuh dia. (Uda ah… jangan terlalu disanjung terus, nanti Ge-eR lagi orangnya, hahaha…) Gue membahas sedikit masalah gue ini. Dia cuma bisa bilang, kalo emank semuanya balik lagi ke gue. Mencari sesuatu yang baru, mungkin akan menjadi jalan yang cukup bijak. Hm... gue cukup bingung aja, apa yang belum gue rasakan??
Yup, semuanya emank balik lagi ke gue. Sampai sejauh mana gue ma uterus maju dan mau berubah. Berubah? Haruskan gue berubah?
Dengan segala hal yang uda gue rasakan, ya... gue rasa gue perlu berubah. Bukan berrati gue harus berubah 100%, tapi ada sesuatu yang harus gue benahi. Termasuk cara gue berbicara. Hahaha... Aneh ya?? Ya, sepertinya gue harus uda mulai berhati2 sendiri dengan apa yang omongin sendiri. Kenapa? Bahaya, bo... Segalanya semakin nyata ketika gue uda berucap. Hahaha... Serasa jadi peramal. Ikh, serem... Hahaha... Ya percaya ato gak, tapi apa yang emank kita pikirkan selam ni akan menjadi kenyataan kalo pada saat kita mengatakannya kita gak sadar melakukannya. Gak percaya? Coba aja.
Ya, intinya... segala sesuatu yang uda gue rasakan dan segala sesuatu yang uda terjadi, gak perlu dipikirkan terlalu jauh. Percuma juga kan? Emank uda gak bisa diulang lagi juga. Semuanya uda kejadian. Mau gimana lagi?
Yang ada, sepertinya emank gue musti mulai untuk melakukan apa yang memang gue harus lakukan. Seperti mulai untuk berpikir dengan pola pikir yang lebih dewasa lagi. Selama ini emank gue terlalu banyak main2 dalam berpikir. Hahaha... maklum, baru aja memasuki masa pubertas kedua. Hahaha...
Manusia emank gak pernah puas dengan suatu keadaan. Manusia emank terlalu banyak menuntut sesuatu yang kadang gak bisa diterima. Ya, itulah manusia. Kalo gak kayak gitu, bukan manusia namanya. Hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar