24 Juli 2008

become_the_first_child

Gimana rasanya menjadi anak pertama? Ada enaknya n ada gak-nya.

Gimana rasanya menjadi anak tunggal? Ada enaknya n ada gak-nya.

Sebenernya perbedaan anak pertama n anak tunggal itu, cukup tipis ya? Lepas dari sang anak pertama yang masih mempunyai adik2, sedangkan anak tunggal yang bener2 sendiri.

Tapi, apa bedanya antara anak pertama yang mempunyai adik2 yang berbeda jenis kelamin dengan dirinya dengan anak tunggal? Hampir gak ada bedanya toh?

Maksudnya, ketika sang anak pertama menjadi satu2nya anak cowo/cewe di keluarga, gimana dia bisa menyesuaikan diri dia?

Sedih gak seh jadi anak pertama? Kesulitan2 yang lu orang hadapin ketika lu orang menjadi anak pertama, apakah sebanding dengan apa yang lu terima?

Beberapa tanggung jawab yang harus dilakukan oleh sang anak pertama:

  1. Memberikan contoh pada adik2nya.
  2. Meneruskan garis keturunan.
  3. Menjadi patokan buat setiap tindakan2 yang akan dilakukan oleh adik2nya (apa bedanya ama yang poin 1 ya?? Hahaha…)
  4. Menjadi dewasa sebelum waktunya.

Dll deh.

Sedangkan tanggung jawab anak tunggal rata2 dibebankan pada diri dia sendiri, di mana dia musti menjadi penerus keturunan keluarga dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan. Menyedihkan gak seh?

Menjadi anak pertama antara cowo ama cewe, menurut gue beda. Lebih mudah untuk cewe menjadi anak pertama (sekali lagi, menurut gue lho). Karena kalo cewe, toh pada akhirnya emank menjadi bagian “luar” keluarga, karena harus ikut dengan “sang suami”. Selain itu, emank banyak pengecualian yang telah manusia ciptakan untuk seorang makhluk yang bernama wanita. Jadi, andaikan beban tanggung jawabnya gak beratpun, sangat dimaklumi.

Gimana dengan cowo? Hm… menurut gue, agak susah ya? Karena selain mereka mempunyai beban tanggung jawab penuh, mereka juga diwajibkan untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Hieh… susahnya menjadi cowo.

Kedewasaan yang harus dirasakan oleh anak pertama cowo, agak sering dilihat daripada cewe. Gak aneh juga seh, karena emank dia yang bakal mengurus semuanya. Percaya deh. Ingat, anak PERTAMA n COWO pula. Mantabs kan??

Perlu disyukuri gak seh? Oh, tentu saja. Kadang jadi anak pertama itu enak lho. Menjadi anak yang emank rata2 dipercaya orangtuanya lebih awal, jadi kadang2 uda gak bisa disebut anak2 lagi.

Selain itu, belajar buat menjadi dewasa n mandiri. Kedewasaan dan kemandirian ini bakal menjadi bekal buat sang anak pertama untuk melangkah maju ke depan (gubrax… kata2nya… hahaha…).

Tetapi, segala kondisi yang ada akan berjalan dengan baik, asalkan emank anggota keluarga yang lain ikut mendukung dan tidak menekan terlalu jauh. Kalo ditekan terlalu jauh itu, rasanya bener2 gak enak banget deh.

Di mana segala sesuatunya dituntut buat menjadi sempurna, dan selalu dengan menggunakan alasan yang itu2 aja: “Kan lu anak pertama, kasih contoh donk!!”

Damn… gue benci deh kalo kata2 itu uda muncul. Emanknya kenapa dengan menjadi anak pertama n melakukan kesalahan? OMG…

Tapi, sebenernya balik lagi ke apa yang uda kita punya. Menjadi anak pertama, anak tunggal, ato anak ke berapa aja, sebenernya kita uda punya takdir masing2, bukan??

Dijalani aja.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Setuju!!

Sama yang mana?

Sama yang lu tulis about being the first born.

Gue, sebagai anak pertama, dari anak pertama, yang berarti juga adalah cucu pertama (dari garis bokap pula) udah pasti pressure nya dobel.

Selain tuntutan dari ortu, relatives juga menuntut banyak dari gue. Emang sih, untung gue itu cewek, jadi gak terlalu gimana-gimana, tapi tetep aja yang namanya pressure itu berasa banget.

Gue cukup bermasalah lho dengan yang namanya pressure ini, sebelum akhirnya bisa 'lepas' dari perasaan 'ditekan' and finally be able to be myself.

Gue juga setuju sama pendapat lu soal benefit menjadi first born. Selain emang kepercayaan yang dikasih cukup besar, kita jadi punya semacam privilege untuk ngalamin dan bahkan mungkin minta banyak hal.

Yah di posisi apapun kita berada di antara kakak/adik kita, selalu ada enak dan gak enaknya. Selama kita bisa ngeliat sisi enaknya, gue rasa masalah apapun bisa diatasi.

Betul 'kan Fred?!! :)

mine mengatakan...

ya emank bener, tapi coba lu pikirkan kalo lu jadi anak cowo, tetep aja pressurenya jadi kerasa banget. Bukannya membela kaum, tapi, that's the fact we have to face it.

tapi, once again, apapun itu, memang kita kudhu jalanin aja seh, mau gak mau...

Restyani Rany Soetisna Disastra mengatakan...

klo ngomongin anak pertama
cucu pertama
gw lah yg paling sengsara telah menjadi keduanya...
gw mesti jadi ibu jari yg mesti bisa (ga boleh ga) mengayomi, memberikan contoh yg baik n menjaga adik2 n sepupu2 gw dgn baik pula...
jadi BT lah...
giliran gw yg punya masalah, smua terasa menjauh, krn gw sbagai anak pertama n cucu pertama pula harus bisa mengatasi masalah gw sendiri, n yg lain ga boleh diganggu gugat utk urusan masalah gw, krn klo ade2 n sepu2 dilibatkan itu tandanya gw ga bisa jaga mrk n jadi ibu jari yg baik...
BT kan???