30 Juni 2008

cheating_cheated_or_cheatee_?

Pernah diselingkuhi atau berselingkuh?

Tapi, bukan itu yang gue ingin coba sharing-kan. Melainkan subyek yang emank dijadikan selingkuhannya itu. Jadi teringat ada sebuah lagu:

“Terlalu sadis caramu, menjadikan diriku pelampiasan cintamu,

agar dia kembali padamu, tanpa peduli sakitnya aku.

Tega niannya caramu, menyingkirkan diriku dari percintaan ini,

agar dia kembali padamu, tanpa peduli sakitnya aku.

Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku suatu saat nanti.

Hingga kausadari sesungguhnya yang kaupunya hanya aku, tempatmu kembali,

sebagai cintamu.”

(Sadis by Afgan)

Kalo diliat dari kata-katanya, sungguh kejamnya orang yang menjadikan dia hanya selingkuhan dia, biar pacar lamanya kembali padanya. OMG… teganya…

Tapi apakah itu hanya sebuah lagu? Gue rasa gak. Itu bener2 menjadi sebuah cerita yang mungkin sedang dialami oleh beberapa orang di dunia ini. Mengerikan? Gak perlu lah... hadapi aja.

Mungkin bakal ada beberapa pertanyaan yang bisa muncul di kepala kita:

  1. Kenapa orang berselingkuh?
  2. Kenapa orang mau diselingkuhi?
  3. Kenapa orang mau dijadikan selingkuhan?
  4. Apa yang didapat dari sebuah perselingkuhan?
  5. Bagaimana rasanya menjadi selingkuhan?
  6. Bagaimana rasanya diselingkuhi?
  7. Bagaimana rasanya berselingkuh?
  8. Kapan sebuah perselingkuhan itu muncul?

dll.

Semua pertanyaan itu terdengar cliche, tapi... hm... menurut gue lumayan unik aja. Apalagi untuk case di mana subyek yang rela untuk menjadi selingkuhan dari seseorang. Kenapa? Alasan mereka?

  1. Apakah mereka merasa yakin orang yang bersangkutan bener2 sayang ama mereka?
  2. Apakah mereka mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup?
  3. Apakah mereka juga sekedar iseng aja?
  4. Apakah karena ada faktor tajir-isme, yang bener2 membuat orang mabuk kepayang (dengan tajir-nya tentu saja)?
  5. Apakah mereka merasa gak ada pilihan lain?
  6. Apakah mereka merasa gak ”laku”?

atau apa?

Segala sesuatunya jadi terkesan lucu aja. Maksudnya adalah kalo emank gak bisa komit pada satu orang, ngapain musti memaksakan diri dan mengorbankan orang yang ada di samping kita? Jahat sekali kan? Hm... well, this’s only my reason n suggestion. No hurt feeling anyway.

Sebenernya adalah ketika ada pasangan yang akhirnya memutuskan untuk berselingkuh masing2. Kan lucu aja. Pada akhirnya mereka ketahuan, eh… ternyata mereka malah mau jadi baikan. Lucu kan? Hm… tapi sekali lagi itu menyangkut kepercayaan yang kahirnya kita berikan pada pasangan kita.

Kenapa menyangkut kepercayaan? Karena hanya kepercayaan yang emank bisa berhubungan dengan hal itu. Kita berselingkuh karena kita uda gak bisa dipercaya oleh pasangan kita kan? Contohnya: katika ditanya, ”lagi di mana?”, pasti jawabnya, ”lagi di rumah temen”-lah, ”lagi ada tugas n kerjaan”-lah, ”lagi ada lembur”-lah, dsb., padahal...? Lagi jalan aja tuh ama selingkuhan. Itu berarti uda berbohong dan gak bisa dipercaya kan omongan kita?

Menjadi selingkuhan? Apa rasanya ya? Haha...

Ada yang pertama, pasti ada yang kedua, tapi gimana akhirnya kita bisa menahan diri untuk gak melakukan yang kedua dan seterusnya aja. Tapi kepastian itu adalah mutlak.

Tidak ada komentar: