“If I could catch a rainbow I would do it just for you
And share with you it's beauty on the days you're feeling blue
If I could build a mountain you could call your very own
A place to find serenity A place to be alone...
If I could take your troubles I would toss them in the sea
But all these things I'm finding are impossible for me
I cannot build a mountain or catch a rainbow fair
But let me be what I know best A friend that's always there.”
(Title: A Friend That's Always There)
Terkadang kita memang harus membutuhkan seseorang yang dekat dengan kita untuk kita jadikan segalanya. Orang2 itu uda pasti terkadang juga bukan keluarga kita yang selama ini kita liat sehari2. Rasanya terlalu aneh aja kalo harus membicarakan beberapa masalah kepada keluarga sendiri. Bukan berarti kita gak percaya ama keluarga kita, tapi... well, semuanya cuma terkadang kita gak bisa ngomongin semuanya kepada keluarga kita aja. Hm... so at least inilah yang gue rasain.
Ya... seseorang yang gue maksud adalah bukan kekasih atau keluarga yang tadi uda gue sebut, tapi sesorang yang lebih dikenal dengan istilah SAHABAT. Hm... ntah kenapa, gue lebih suka menyebutnya sahabat daripada sekedar teman. Ada perbedaan yang gue rasain ketika gue menyebut seseorang dengan istilah sahabat dengan ketika gue menyebutnya dengan istilah teman saja:
Sahabat adalah seseorang yang bisa gue anggap tempat gue mencurahkan semuanya (kebahagian, kesenangan, suka, duka, kesedihan, tawa, air mata, derita, keluh kesah, sukacita, dsb), tempat dimana gue bisa mempercayakan segala sesuatunya pada dia dan hanya pada dia.
Sedangkan, teman adalah orang2 yang bisa gue ajak menyesuaikan dengan apa yang gue rasakan (jalan, nongkrong, hobby, kegiatan, dsb).
Kalo lu orang teliti bacanya, ada yang agak gue ”special”-kan di penjelasan di atas. Yup... gue akan menyebutkan sahabat dengan seseorang dan teman dengan orang2. Kenapa? Well, rasanya emank sedikit sekali orang yang bisa gue jadikan sahabat. Hahaha... percaya? Gak?? Hm... Gini, apakah banyak orang yang bisa kita curahkan segalanya pada kapanpun, dimanapun, bagaimanapun, dan apapun itu? Ntahlah, sepengalaman gue, selalu sedikit orang2 yang bisa gue jadikan hal itu. Belum lagi, apakah kita tahu kalo orang2 yang ada di sekitar kita adalah orang2 yang bisa kita percaya 100% bahkan lebih dari itu?? Bukannya menjadi sempurna seh, cuma sebagai manusia, gue adalah orang yang ingin segalanya menjadi sesempurna mungkin secara lebih maksimal. Hyper?? Ya... boleh lah dikatakan begitu (gue gak mau dikatain orang ”muna” juga se!!!). Nah, dari sini aja, gue uda bisa bilang kalo emank sahabat adalah orang yang paling sedikit jumlahnya. Bisa satu, bisa dua, tapi yang pasti gak mungkin lebih dari 10 orang. Hm... berlebihan ya? Ya... this’s life, baby... Lu orang harus hadapin kepahitan itu. Hahaha…
Apa guna teman kalo gitu? Teman adalah mereka yang bisa sesuai dengan kita:
- teman sekolah
- teman kerja
- teman jalan
- teman nongkrong
- teman bernyanyi
- teman ibadah
- teman organisasi
- teman asrama
dsb.
Bukan mengacuhkan, tapi mereka juga adalah orang2 yang mungkin sependapat dengan kita, dalam arti mereka yang juga menganggap kita dalah orang yang menyesuaikan diri dengan dia, bukan orang yang segalanya di depan dia.
Pertanyaan gue, apakah ada orang yang gak mempunyai keduanya? Teman bahkan sahabat?? Hm... menurut gue ada, dan itu ada beberapa alasan yang mungkin bisa disampaikan...
- Dia adalah orang yang ”parno” dengan semua orang.
- Dia pernah disakiti dan dikhianati bahkan difitnah dengan orang.
- Keluarga melarang dia untuk berdekatan dengan orang.
- Dia menganggap orang2 di sekitarnya hanya memanfaatkan dia.
dsb.
Sakit hati kah ketika lu orang membacanya?? Kenapa? Berarti lu orang salah satu orang yang merasakan itu ato lu orang mungkin salah satu yang gue sebutin tadi. Hm... too bad... Hahaha... Gue bukan mau menjerumuskan lu orang ke dalam lingkaran yang mengecewakan, tapi gue justru mau bertanya ama lu orang: ”Mengapa??”.
Gue sendiri gak mau ambil pusink dengan lingkungan sekitar gue. Maksudnya, ketika memang orang lain gak ada masalah ama gue, ya gue juga akan asik2 aja. Tapi, gue typical orang yang gak suka dengan ”kesembunyian”, maksudnya... ketika memang lu orang gak suka ama gue, mending bilang langsung ama gue, biar gue tau salah gue dimana n mungkin juga biar kita gak buang2 waktu untuk terus ”bersandiwara”... males banget aja kali...
Gue gak suka dengan orang yang juga membicarakan diri gue di belakang. Mending ngomongin hal positif (narsis – mode on... wakaka...), tapi kalo uda ngomongin yang negatif... uda gitu, fitnah pula lagi... OMG, U HAVE TO GO TO HELL AS SOON AS U CAN, DUDE!!! It’s not about u, dude… it’s about my life, so?? What’s ur problem? Am I bothering u?? Jest let me know then... Hahaha...
Well, now it’s time for u guys to make ur decision about this relationship called friendship... TAKE IT OR LEAVE IT, baby...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar