Ada satu hal yang selalu menjadi pikiran setiap orang. Satu hal tersebut selalu buat kita selalu bertanya dan selalu menjadi masalah. Gue uda pernah mencoba mencari tahu jawaban atas permasalahan itu, tapi sayang… semuanya belum bisa gue temuin jawabannya.
Pasti pada bertanya deh, “Apa seh satu hal itu?”
OK... satu hal itu adalah L-O-V-E, yes... it’s love, baby...
Gue gak tau seh dengan pendapat orang2, tapi yang pasti gue termasuk orang yang selalu merasa jenuh dengan satu hal itu. Apa yang bisa gue temuin di sana? Penderitaan? Atau malah kesenangan?
Hm... bukan berarti gue typical orang yang benci dan gak mau mempunyai hal itu seh, tapi terlebih karena gue memang belum ngerti aja soal hal itu.
(Hahaha... ntah kenapa, tapi gue paling geli kalo nyebut satu kata itu. Jadi, maap sebelumnya, kalo gak perlu2 amat, gue akan lebih senang dan nyaman kalo gue pake istilah HAL ITU.)
Well, sepanjang yang uda gue tau... Mengenai hal itu akan banyak sekali yang dibahas. Gue hanya menangkap bahwa sebenernya hal itu adalah tema dari setiap hidup kita. Yup, tema yang akan menentukan judul yang akan kita ambil seterusnya... Gak percaya? Hm, percaya ato gak... itu urusan lu orang, tapi yang pasti gue punya beberapa penjelasan yang mungkin cukup masuk akal (at least menurut gue).
Hidup kita adalah individu dan sosial. Percaya?
- Kita adalah kita, apapun kita, bagaimanapun kita, siapapun kita, dimanapun kita, kapanpun kita... kita adalah kita. Kita akan berbeda dengan orang lain. Karakter kita tidak akan sama PERSIS dengan orang lain, meskipun ada yang sama. (Individu kan?!)
- Hidup kita akan selalu berdampingan dan membutuhkan orang lain. Ya, seperti yang pernah kita pelajarin (at least gue... sekali lagi), di sekolahan, bahwa kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk tetap hidup. Hahaha... ya iyalah... kita hidup dengan keluarga kita, teman2 yang dekat dengan kita (dari teman yang hanya sekedar “Hi” sampai dengan teman yang bisa kita jadikan tempat kita untuk menurunkan segala jenis “nuklir”), atau bahkan kita hidup berdampingan dengan orang2 yang belum dan tidak kita kenal. (Sosial bukan?!)
Well, gue hanya menganggap semua kaitan itu adalah CINTA yang bisa kita jadikan sebuah tema... lebih tepatnya TEMA HIDUP.
Sebuah tema hidup yang mau gak mau harus kita tentukan JUDULnya. Judulnya bisa bermacam2. Bisa berupa kegembiraan, kesedihan, kesenangan, kesusahan, kebencian, kegirangan, atau bahkan yang biasa2 aja.
Judul itu adalah permasalahan hidup kita, yang berkaitan dengan orang-orang di sekitar kita atau bahkan dengan diri kita sendiri.
Jadi inget film LOVE yang muncul tanggal 14 Februari 2008, tepat hari Valentine, yang diperankan oleh beberapa artis muda dan artis kawakan. Menceritakan tentang lima cerita dari satu kota, yang tidak berhubungan sama sekali, tapi memepunyai permasalahan yang sama yaitu CINTA. Hhh... mulai geli d gue... Hahaha... Problematika yang mereka hadapi bermacam2: penyakit kanker payudara, perselingkuhan dengan dihadapkan pada seorang anak yang authis, penyakit alzhaimer yang cukup parah, kesedihan akan ditinggalnya seorang dambaan hati yang berujung pada sebuah “berkat” bahwa dia harus dinyatakan hamil, sampai tentang keegoisan dari salah satu pihak dalam kisah romantika sebuah pasangan. Bisa jelas semua kan, kalo tenyata permasalahannya adalah hal itu, tapi bentuknya berbeda2...
That’s why, menurut gue... hal itu adalah sebuah tema, sedangkan bentuknya adalah judul dari apa yang lu hadapin. Masalah keluarga? Masalah persahabatan? Masalah diri sendiri? Masalah kekasih sang pujaan hati? Semua hanya JUDUL hidup.
Lepas dari itu, untuk dapat menghadapinya, kita dituntut untuk dapat melewati beberapa tahap:
- Bagaimana kita bertemu dengan CINTA?
- Bagaimana kita memulai CINTA?
- Bagaimana kita mulai bermasalah?
- Bagaimana kita akhirnya benar-benar bermasalah?
- Bagaimana kita mulai memikirkan untuk mengatasi masalah?
- Bagaimana kita mewujudkan penyelesaian masalah itu?
- Bagaimana kita dapat merasakan penyelesaian?
- Bagaimana kita akhirnya dapat mengatakan bahwa “OK... uda selesai!”?
Cukup panjang kan? Tapi mau gak mau, itulah yang harus dilewati.
Apapun bentuknya, hidup adalah pilihan. Bagaimana kita memilih hidup kita yang mau kita arahkan kemana. Benar kata orang, hidup adalah perjuangan. Hahaha...
Jadi, jelas kan? Kenapa gue agak sensitif dengan hal itu, atau bahkan kadang malah terlalu menganggap enteng hal itu. Selalu yang menjadi “senjata” gue dalam memberi masukan ke orang adalah “yang sabar ya... salah satu harus ngalah, kalo 2.2nya keras, gimana bisa selesai masalahnya. Semuanya harus ada prosesnya, mau gak mau...”. Hahaha... cliche banget kan?? Hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar