26 Maret 2008

she_is_my_everything

Pernahkah kita melupakan mama? Well, mama, mami, bunda, ibu, emak, dll… Apapun sebutannya, tetap dialah orang telah melahirkan kita ke dunia ini. Setuju?? Harus...

Pernakah kita memikirkan kalo sometimes kita akan kehilangan dia? Takut ngebayanginya? Yup... gue pernah memikirkannya n yang ada gue jadi lemes, crying, gak rela... (Oh Tuhan, andaikan bisa, lebih baik gue dulu deh yang menghadap-Mu...)

Tapi apakah kita akan berani mengucapkan goodbye ke dia, ketika memang dia harus pergi lebih dulu dari kita. Bukan menyumpahi... tapi gue sekedar bertanya.

“Mamma… You gave life to me turned a baby into a lady.

Mamma… All you had to offer was the promise of a lifetime of love.

Now I know there is no other, love like a mother's love for her child.

And I know a love so complete, someday must leave, must say goodbye.

Goodbye's the saddest word I'll ever hear. Goodbye's the last time I will hold you near.

Someday you'll say that word and I will cry, it'll break my heart to hear you say goodbye.

Mamma… You gave love to me turned a young one into a woman.

Mamma… All I ever needed was a guarantee of you loving me.

And it hurts so that something so strong, someday will be gone, must say goodbye.

But the love you gave me will always live. You'll always be there every time I fall.

You offered me the greatest love of all. You take my weakness and you make me strong.

And I will always love you 'til forever comes.

And when you need me I'll be there for you always. I'll be there your whole life through.

I'll be there this I promise you. I'll be there through the darkest nights.

I'll be the wings that guide your broken flight.

I'll be your shelter through the raging storm.”

(Title: ”Goodbye’s the Saddest Word” by Celine Dion)

Yup, apakah kita berani mengucapkannya? Gue pribadi seh gak berani. Terlalu menyeramkan menurut gue. Gue takut, takut untuk kehilangan. Mungkin dari lu orang ada yang uda kehilangan sosok seorang mama, daan mungkin sekarang lu orang uda mulai bisa menerimanya. Well, tapi apakah 100% menerima? Dia yang melahirkan kitam dia yang membuat kita manjadi tumbuh dan berkembang, dia yang memberikan air susu kita. Memikirkan dia berjuang untuk kita, mengorbankan nyawa dia untuk akhirnya kita hidup di dunia aja, gue uda gak bisa ngapa2in, dalam arti kata… apa yang bisa gue berikan untuk membalas jasa dia? Bahkan nyawa guepun gak bisa, karena nyawa gue adalah milik dia juga. Apa? Gak ada...

Ketika gue melihat sosok seorang mama, gue selalu gak bisa berbuat apa2. Bahkan di dalam sebuah filmpun, jika scene-nya uda menyangkut antara ibu dan anak, gue bisa terharu lho... Oh... so mellow... Hhh... Ya, intinya... cintailah Ibumu kemarin, sekarang, besok, lusa, tahun depan, dan selama2nya. Dia adalah nyawa kita. Kita tetap berhutang nyawa pada dia yang gak bisa ditebus dengan cara apapun... ^^

Katanya, ”Surga ada di telapak kaki ibu”. Setuju??

Tidak ada komentar: